Post Tebaru

Pembangunan PLTA Ketenger

Potret Klinik dan Pasiennya di Banyumas (1947)

Sejarah cacar atau penyakit kulit di Hindia Belanda memiliki riwayat yang sangat panjang. Peter Boomgard menyebutkan keberadaan cacar di nusantara sudah ada sejak 1558 di Ambon, berdasarkan catatan dari orang-orang Eropa. Diasumsikan cacar telah menyebar melalui jalur-jalur perdagangan di nusantara. Penyakit ini semakin berkembang dan berubah menjadi wabah. Selama ratusan tahun penyakit ini telah menjadi ketakutan yang tidak pernah berhenti. Baru pada tahun 1804 vaksin tiba si Batavia. Target utama vaksinasi adalah orang Eropa dan orang pribumi yang sehari-hari berhubungan dengan orang Eropa. Diantaranya adalah perkebunan Eropa dan pejabat lokal, terutama Bupati dan keluarganya. Hampir seratus tahun kemudian pada 1940 vaksinasi telah hampir merata di Hindia Belanda. Namun demikian penyakit ini masih tetap ada meskipun tidak separah sebelumnya. 

Di Banyumas, tahun 1947 masih terdapat beberapa warga yang terkena cacar atau penyakit kulit lainnya. Ada beberapa dokumentasi yang menggambarkan proses perawatan terhadap pasien dengan kondisi cacar atau penyakit kulit lainnya. Potretnya sebagai berikut. 






Beberapa foto tersebut menggambarkan proses vaksinasi, perawatan hingga potret wanita yang telah mendapatkan perawatan. Mungkin warna foto hitam-putih ini kurang menberikan kondisi kulit pasien. Diperlukan zoom in atau memperbesar gambar supaya bisa melihat kondisinya. Potret ini didokumentasi pada tahun 1947, tepatnya ketika aksi polisi pertama. Belanda yang telah menguasai Banyumas kemudian membuka pengobatan untuk warga pribumi. Lokasinya berada di klinik Banyumas. Apabila mengacu pada peta 1940, letak rumah sakit berada di sebelah timur alun-alun Banyumas. Dari data dan bukti foto tersebut dapat kita simpulkan apabila penjajahan Belanda tak sepenuhnya egois pada kemakmurannya sendiri. Warga Pribumi juga diperhatikan meskipun tak semuanya mendapatkan manfaatnya. 

Fotografer : Onbekend/DLC
Tahun: 1947
Sumber : Tirto dan Nationaal Archief


 

Comments